
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman :
“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu, pada hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” [Al-Baqarah/2 : 185]
Dalam menjalankan Diinul Islam ini janganlah sampai memberatkan.
Diinul Islam itu pasti seseuai dengan Fithrah manusia, dan kalau kita berada di atas Fithrah kita sebagai Manusia pasti akan terasa ringan hati ketika kita menjalankannya.
Kadang berat hati itu terjadi manakala kita sudah terlanjur terlalu jauh bermaksiat meninggalkan Fithrah kita. Sehingga ketika diajak balikan kepada yang Fithrah maka akan terasa membebani.
Allah menghendaki kita hidup mudah dan bahagia, namun kitanya lah yang sering sombong memilih sistem hidup yang lain, yang kita anggap lebih mudah dan membahagiakan, padahal itu hanyalah jebakan pandangan mata.
Kalau kita perhatikan surat Al-Baqarah ayat 185 di atas maka kemudahan yang benar itu adalah kemudahan yang bertanggungjawab.
Dipersilakan mengambil kemudahan untuk tidak berpuasa dalam keadaan sakit tapi nanti pas sudah sehat diganti di hari yang lain. Itulah Kemudahan yang bertanggung jawab, bukan kemudahan yang kekanak-kanakan, hanya mau enaknya saja alias lari dari tanggungjawab.
Dalam menjalankan ibadah ritual Islam pun, jangan terlalu memaksakan diri mengejar target, cukup memaksakan diri di hal-hal yang wajib saja, setelah itu wakilkan hati kita kepada Allah untuk digerakkan kepada berbagai amalan Sunnah yang berfaedah.
Sholat wajib dahulu dinikmati, dihayati dan dipahami, kalau masih pengen nambah barulah ditambah dengan berbagai sholat Sunnah…
Ibarat sedang makan, maka kalau kita gak doyan dengan makanan yang disajikan padahal kita sedang lapar maka kita harus tetap makan, yang penting sudah menghilangkan lapar, gak usahlah pake nambah segala rupa.
Tapi kalau makanannya enak maka kita gak bakalan ragu untuk nambah sepiring bahkan 2 piring lagi. Itu mengapa amalan Sunnah itu dikatakan melengkapi yang wajib, karena kalau gak nambah rasanya jadi kurang nampol.
“Mudahkanlah, jangan kamu persulit dan berilah kegembiraan, jangan kamu susahkan”.
(Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Musa dan Muadz)
Salam
KZ
Leave a Reply