
Gregetan terhadap kesewenang-wenangan adalah tanda masih hidupnya iman di dalam hati kita. Benci melihat mavia kezaliman yang secara apik menghalangi tegaknya keadilan, adalah tanda bahwa fitrah kita masih menyala.
Namun merespon atau membalas kesewenang-wenangan dengan kezaliman maka akan menempatkan diri kita menjadi pribadi yang gagal adil dalam membenci.
Benci itu boleh, selama yang dibenci itu adalah kesewenang-wenangan. Cinta itu haram, ketika yang dicintai itu kezaliman.
So janganlah membalas fitnah dengan fitnah, membalas hoax dengan hoax lagi, membalas nyinyir dengan nyinyir lagi… Ini menjadikan umat bingung siapa yang sedang memperjuangkan cinta dan akhlak yang mulia..
Itulah pentingnya iman, agar kita mampu bersabar merespon segala kesewenang-wenangan. Sehingga tegaklah Kebenaran dengan wajah akhlak mulia.
Ingatlah selalu, bahwa apapun yang ada di sekitar kita, hakikatnya hanya ada kehendak Allah, maksud baik-Nya atas kehidupan kita.
“… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu sangat baik bagimu…” (QS. 2 : 216)
Bersabarlah, maafkanlah, dan berlapang dadalah. Lalu arahkan energimu kepada ikhtiar dan impian yang mulia.
Salam
KZ
Leave a Reply