
Selama ini kita tahu bahwa arti dari Dzikir itu adalah Mengingat atau Menyebut, sehingga Dzikrullah itu artinya Mengingat Allah atau Menyebut nama Allah.
Dalam Al-Qur’an surat Arra’du ayat 28 jelas sekali disebutkan bahwa “Sadarilah, hanya dengan Dzikrullah maka Qolbu/Hati menjadi Tenang”.
Namun betapa banyak hari ini kaum muslimin yang sudah “merasa” ber-dzikrullah tapi hatinya kok belum tenang, qolbunya sangat jarang merasakan ketenangan, kecuali hanya sesekali saja, itu juga tenang yang hadir bukan karena Dzikrullah yang terukir tapi karena masalahnya sudah menyingkir.
Padahal ayat Allah tak mungkin salah, artinya kalau sudah betul Dzikrullah-nya sudahlah pasti menghasilkan ketenangan.
Dzikir berasal dari kata Dzakara-Yadzkuru-Dzikran. Dalam kamus Bahasa Arab Indonesia susunan Prof. Dr. H. Mahmud Yunus disebutkan bahwa makna dari kata Dzakara-Yadzkuru-Dzikran adalah Menyebut atau Mengingat, sedangkan Dzikrun artinya Ingat atau Nama baik. Kemudian kata Dzaakiratun berarti Memori atau Tenaga ingatan, dan kata Tadzkirah bermakna Mengingatkan. Selain itu, Tadzkirah juga punya makna Peringatan atau Pengajaran.
Dari beberapa makna yang terkait dengan kata Dzikir di atas maka dapat disimpulkan bahwa arti dari Dzikrullah adalah “Upaya Mengingat Allah dan berbagai kebaikan Allah dengan sungguh-sungguh ditanamkan ke dalam hati sehingga menjadi Memori yang sulit dilupakan”.
Atau makna praktis dari Dzikrullah adalah “Mengingat Allah dan kebaikan-kebaikan-Nya”, sehingga dengan Dzikrullah hati menjadi kembali tenang. Proses mengingat kebaikan Allah ini tentunya sangat terkait dengan kemampuan kita mensyukuri nikmat dari Allah Yang Maha Baik.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فَا ذْكُرُوْنِيْۤ اَذْكُرْكُمْ وَا شْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 152)
Itu sebabnya, jika hanya mengingat Allah tapi tidak mensyukuri nikmat Allah, atau hanya mengingat Allah tapi melupakan kebaikan-kebaikan Allah, atau hanya mengingat Allah tapi melupakan kehebatan dan kemampuan Allah, maka tentu saja akan sulit menghasilkan ketenangan hati.
Janganlah kita termasuk orang yang mengingat Allah seraya berburuk sangka atas takdir-Nya yang akan menimpa kita.
Apakah Anda senang apabila ada orang lain yang mengingat Anda tapi sambil kecewa atau berburuk sangka atas kelakuan Anda? Anda pasti lebih senang jika diingat oleh orang lain perihal kebaikan-kebaikan Anda. Right?
So, Dzikrullah-lah dengan benar dan sesering mungkin. Dengan banyak melakukan Dzikrullah yang benar maka hidup kita pasti akan beruntung, solusi pun menjadi hadir dengan luar biasa dari berbagai arah yang tak terduga.
“… dan ber-dzikrullah-lah banyak-banyak agar kamu beruntung.”
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 45)
Sudahkah kita menjadi orang yang beruntung? Sudah berapa seringkah hari ini kita berdzikrullah, yakni mengingat Allah beserta berbagai kebaikan dan kehebatan-Nya?”
Wallahu a’lam
Salam
KZ
Ingin mengundang Kang Zain dan Team Jlebb? silakan hubungi HP/WA 0813 1458 7468 atau 0856 9393 7717. Terimakasih
Leave a Reply