
Keraguan adalah langkah awal menuju Keyakinan yang sulit diragukan.
Keyakinan yang hadir tanpa sempat meragukannya adalah keyakinan yang mudah untuk diragukan.
Jangan ragu dan gengsi untuk meyakini sesuatu yang dulu sempat Anda ragukan.
“Meragukan sebelum meyakini” adalah bukti bahwa Anda telah menggunakan “pikiran untuk menganalisa” dan “hati untuk merasa”.
Sebetulnya ragu itu tidak selalu bermakna tidak punya prinsip, tapi bisa bermakna sedang berproses dalam “berpikir dan merasa”.
Orang ragu itu kadang terlihat lambat, tapi bisa menjadi sangat kuat ketika ia sudah yakin.
Kini, banyak sekali informasi yang berseliweran di dunia maya ini, maka wajarlah bila “proses berpikir dan merasa” yang perlu dilakukan menjadi semakin lama, dikarenakan semakin banyaknya yang perlu diragukan kebenarannya, sehingga perlu waktu untuk memfilternya.
So sungguh anehlah orang-orang yang bersegera atau terburu-buru mem-broadcast sebuah berita emosional dan sensasional tanpa sempat bertabayun (membuktikan) kebenaran isi berita tersebut. Walaupun berita tersebut terkesan positif bagi mereka.
DIAM tentunya jauh lebih bijak daripada kita mem-broadcast berita yang kita sendiri masih meragukan kebenaran isinya.
So, hargailah kelambatan proses “berpikir dan merasa” yang sedang Anda alami dan yang sedang orang lain alami, jangan lekas-lekas menyangka orang lain tidak punya prinsip ketika mereka sedang khusyuk beristikhoroh dengan Tuhannya.
Jika Anda tidak mampu menghargai keraguan orang lain, maka ragukanlah prinsip hidup yang sedang Anda pegang. Sebab prinsip hidup yang baik akan legowo berbesar hati memandang berbagai perbedaan, yakni mudah menghargai proses perkembangan kedewasaan setiap individu yang sedang melangkah menuju Allah.
Bukankah siapa pun akan kembali kepada Allah? Artinya setiap individu pada hakikatnya sedang diperjalankan oleh Allah menuju-Nya. So hargailah Allah, hargailah setiap ciptaan-Nya yang sedang berproses menuju Allah.
Nah, walaupun saya muslim sejak lahir, Saya pun tidak langsung meyakini kebenaran Islam, buktinya saya dulu seringkali sholat dan mengaji dengan terpaksa, dan kini alhamdulillah saya sudah punya prinsip bahwa ISLAM adalah jalan yang meyakinkan dan menyelamatkan menuju ALLAH.
Alhamdulillah dengan ISLAM yang saya yakini, saya pun menjadi hidup lebih tenang, lapang, dan senang, yang tentu saja sesekali mengalami ketegangan sebab kelupaan saya untuk tetap istiqomah bersama-Nya di jalan-Nya.
Ragukan, Yakini, Hargai !
Leave a Reply