
Jika dua orang saling mencintai, lalu mereka berdekatan, bahkan berpegangan tangan, lalu mereka saling berbicara, maka hampir dipastikan suaranya pelan dan berbisik. Sebab berbisik adalah sebagai tanda kedekatan, tanda sang kekasih adalah spesial bagi dirinya. Jika Anda mengatakan sesuatu sambil berbisik penuh cinta, seolah-olah bawah sadar Anda menyampaikan pesan ke bawah sadar kekasih Anda “ini spesial, hanya kamu yang tahu, hanya kamu yang mendengar tentang ini, ini semua hanya antara kita berdua ya…”, subhaanallaah, begitu spesial bukan?
Tapi jika dua orang sedang berdekatan, lalu mereka saling berbicara dengan nada yang tinggi dan keras, maka hampir dipastikan kondisi hati di antara mereka sedang jauh, cinta mereka sedang retak, perasaan mereka sedang galau. Dekat di mata, jauh di hati.
Nah, Allah jauh lebih dekat daripada diri Anda sendiri. Allah bahkan jauh lebih dekat daripada apa pun yang Anda anggap ada di dekat Anda. Itu sebabnya, bila Anda berbicara kepada Allah, santunlah, tak perlu Anda berteriak keras seolah-olah Allah itu jauh entah di mana, jauh di atas sana, atas yang mana, entahlah.
“Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Q.S. 7 : 205)
Dengan berbisik mesra tatkala Anda berdzikir dan berdo’a kepada Allah, bisa menjadi sebuah tanda bahwa Anda sedang sangat dekat kepada Allah. Tapi jika Anda sedang mengeluh, marah, dan berteriak maka hal itu hanya akan membuat Anda semakin merasa jauh dari Allah, padahal Allah itu dekat, sungguh dekat, super dekat, sangat dekat bingit. So, berbisiklah… berbisiklah dengan mesra… dengan sebisik-bisiknya.. semesra-mesranya.
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q.S. 7:55)
Sssst… jangan berisik… berbsisiklah
Salam Berbisik
KZ
Jlebb Inti Karakter
Leave a Reply