
Ngobrol adalah hal menarik yang bisa mencairkan suasana, ngobrol pun bisa menyehatkan jiwa dan raga kita, namun ngobrol yang berlebihan dan melampaui batas dari isi dan waktunya justru akan merugikan diri sendiri atau orang yang kita ajak ngobrol.
Al-Quran sampai menegur para tamu Nabi yang masih kepingin ngobrol sama Nabi padahal urusan mereka sudah selesai.
Sedangkan Nabi sungkan menyuruh mereka pulang, sampai akhirnya turunlah ayat :
“Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali jika kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu dipanggil maka masuklah dan apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruhmu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar”. (QS. Al-Ahzab: 53)
Walaupun Islam menyuruh kita menghormati tamu, maka tamu yang baik akan tahu diri untuk tidak mengajak ngobrol tuan rumah berlama-lama.
Termasuk mengobrol via phone “ngalor-ngidul” ingin dikonfirmasi bahwa “pandangannya keren atas sebuah peristiwa” atau bahkan plus “ghost-zip” lalu memuji-muji alias “menjilat”, selama 1 jam lebih, astaghfirullah, telinga panas, hati meriang rasanya.
Saya dulu sering mengalaminya, saya pun sungkan untuk memutuskan komunikasi, mau menunggu Wahyu dari Allah tapi kan saya bukan Nabi, akhirnya “terpaksa” saya mainkan nada malas dan jawaban-jawaban singkat semi jutek, atau saya putus hangat saja dengan kalimat “maaf Pak/Bu/Mas/Bunda saya ada keperluan lain, apakah masih ada hal penting yang harus dibicarakan?” Alhamdulillah lama-kelamaan teman-teman saya tersebut sadar diri dan menjadi sungkan menelpon saya berlama-lama.
Bagi Anda yang ingin menelpon seseorang, maka lakukanlah persiapan, sehingga percakapan Anda kelak via phone menjadi efektif. Tidak boros waktu. Saya rasa 3 menit cukup. Kalaupun harus ada hal penting yang didiskusikan maka maksimal 17 menit, lebih dari itu sebaiknya via Zoom atau ketemu langsung.
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Semakin banyak yang diobrolin maka semakin banyak tanggungjawab kita kelak di akhirat.
Saya setuju dengan pernyataan yang mengatakan bahwa “Sebelum diucapkan maka Kata-kata itu terpenjara di dalam hati dan pikiran kita, tapi setelah kita ucapkan maka kita lah yang terpenjara oleh kata-kata kita. Kita adalah murid pertama dari kata-kata kita sendiri.”
Namun kalau terpaksa memang harus ada hal penting yang diobrolin lebih dari 17 menit, maka buatlah kesepakatan perkiraan durasi waktu diskusi, lalu perbanyak mengingat dan memuji Allah di sela-sela obrolan diskusi.
“Janganlah kalian banyak bicara tanpa berzikir kepada Allah, karena banyak bicara tanpa berzikir kepada Allah membuat hati menjadi keras. Dan orang-orang yang paling jauh dari Allah adalah orang-orang yang berhati keras.” (HR. At-Tirmidzi)
Salam Efektif
KZ
Leave a Reply